Akhir - akhir ini masyarakat merasa resah dengan adanya kenaikan BBM, khususnya para pengguna jasa atau sarana transportasi yang mana naiknya harga BBM berimbas dengan melambungnya pengeluaran hidup yang diperlukan, Untuk menanggulangi hal ini, masyarakat harus berpikir kritis, bagaimana melakukan penghematan.
Siswa SMA Muhammadiyah Kudus menangkap peluang menciptakan alat penghemat BBM yang harganya semakin mahal. Adalah siswa kelas XI SMA Muhammadiyah Kudus yang tergabung dalam Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) berhasil membuat dan mengembangkan alat penghemat BBM jenis premium. Alat yang sudah diuji cobakan pada beberapa merek dan tipe sepeda motor tersebut dinamakan 'Pipa Huruf S'.
Menurut Wakasek bidang kesiswaan, ide pembuatan alat itu terinspirasi sistem kerja lampu Petromak. Dari pengamatan para siswa terhadap lampu yang menggunakan bahan bakar minyak tanah itu, terdapat pipa spiral yang mengubah minyak cair menjadi uap. "Ternyata sistem mengubah minyak cair menjadi uap mampu menghidupkan lampu petromak lebih lama," terangnya.
Dari pengamatan itu, lanjutnya, para siswa mencoba memasangkan pada sepeda motor. Dengan sedikit modifikasi, akhirnya terciptalah sebuah pipa tembaga dengan besaran lubang 3 milimeter sepanjang 30 centimeter yang kedua ujungnya dipasang spiral. "Setiap ujung pipa dipasang spuyer pada pipa masuk (input) diameter 5 milimeter dan spuyer keluar (output) 3 milimeter," ucapnya.
Dari pipa spiral yang sudah dipasang spuyer tersebut dipasang selang sepanjang 3 cm untuk mengalirkan ke karburator. Dengan adanya dorongan minyak dari tangki dan hisapan dari karburator, maka akan mengubah minyak cair menjadi sebuah karburasi sederhana sebelum masuk ke karburator.
"Untuk diameter spiral dibentuk menggunakan benda silinder atau bisa menggunakan pipa paralon berdiameter setengah inchi (0,5 inchi)," tambahnya. Dari hasil uji coba yang sudah dilakukan pada sepeda motor Honda Supra X 125 cc yang sudah dipasang alat tersebut, terjadi penghematan 26% yakni dari sebelum dipasang 1 liter mampu menempuh jarak 50 km menjadi 63 km.
Sedang pada Honda Kharisma 125 cc, dari 50 km per 1 liter menjadi 64 km per 1 liter atau hemat 28%. Menurut seorang guru pembimbing, Pipa Huruf S yang dikembangkan anak didiknya memiliki kelemahan terutama jika kendaraan berjalan pada jalan tanjakan atau kecepatan diatas 80 km/jam. Pada kondisi seperti itu, alat tersebut kurang berfungsi dengan baik.
"Alat penghemat ini lebih cocok digunakan di wilayah perkotaan yang jalannya relatif datar dan tidak membutuhkan kecepatan tinggi," jelas Riyan, siswa yang tergabung dalam KIR.
Dengan ciptaan awal alat penghemat BBM, Wakasek Muhyiddin berharap para siswa terus mengembangkan dan melakukan penyempurnaan. Jika alat ini benar - benar permanen, artinya, sudah sempurna bisa membantu masyarakat menghemat pengeluaran untuk membeli BBM.
Di era yang seperti ini kita harus pintar - pintar dalam menyiasati bagaimana cara berhemat, mungkin itu sedikit kutipan yang mudah - mudahan dapat bermanfaat bagi kita semuanya.
Siswa SMA Muhammadiyah Kudus menangkap peluang menciptakan alat penghemat BBM yang harganya semakin mahal. Adalah siswa kelas XI SMA Muhammadiyah Kudus yang tergabung dalam Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) berhasil membuat dan mengembangkan alat penghemat BBM jenis premium. Alat yang sudah diuji cobakan pada beberapa merek dan tipe sepeda motor tersebut dinamakan 'Pipa Huruf S'.
Menurut Wakasek bidang kesiswaan, ide pembuatan alat itu terinspirasi sistem kerja lampu Petromak. Dari pengamatan para siswa terhadap lampu yang menggunakan bahan bakar minyak tanah itu, terdapat pipa spiral yang mengubah minyak cair menjadi uap. "Ternyata sistem mengubah minyak cair menjadi uap mampu menghidupkan lampu petromak lebih lama," terangnya.
Dari pengamatan itu, lanjutnya, para siswa mencoba memasangkan pada sepeda motor. Dengan sedikit modifikasi, akhirnya terciptalah sebuah pipa tembaga dengan besaran lubang 3 milimeter sepanjang 30 centimeter yang kedua ujungnya dipasang spiral. "Setiap ujung pipa dipasang spuyer pada pipa masuk (input) diameter 5 milimeter dan spuyer keluar (output) 3 milimeter," ucapnya.
Dari pipa spiral yang sudah dipasang spuyer tersebut dipasang selang sepanjang 3 cm untuk mengalirkan ke karburator. Dengan adanya dorongan minyak dari tangki dan hisapan dari karburator, maka akan mengubah minyak cair menjadi sebuah karburasi sederhana sebelum masuk ke karburator.
"Untuk diameter spiral dibentuk menggunakan benda silinder atau bisa menggunakan pipa paralon berdiameter setengah inchi (0,5 inchi)," tambahnya. Dari hasil uji coba yang sudah dilakukan pada sepeda motor Honda Supra X 125 cc yang sudah dipasang alat tersebut, terjadi penghematan 26% yakni dari sebelum dipasang 1 liter mampu menempuh jarak 50 km menjadi 63 km.
Sedang pada Honda Kharisma 125 cc, dari 50 km per 1 liter menjadi 64 km per 1 liter atau hemat 28%. Menurut seorang guru pembimbing, Pipa Huruf S yang dikembangkan anak didiknya memiliki kelemahan terutama jika kendaraan berjalan pada jalan tanjakan atau kecepatan diatas 80 km/jam. Pada kondisi seperti itu, alat tersebut kurang berfungsi dengan baik.
"Alat penghemat ini lebih cocok digunakan di wilayah perkotaan yang jalannya relatif datar dan tidak membutuhkan kecepatan tinggi," jelas Riyan, siswa yang tergabung dalam KIR.
Dengan ciptaan awal alat penghemat BBM, Wakasek Muhyiddin berharap para siswa terus mengembangkan dan melakukan penyempurnaan. Jika alat ini benar - benar permanen, artinya, sudah sempurna bisa membantu masyarakat menghemat pengeluaran untuk membeli BBM.
Di era yang seperti ini kita harus pintar - pintar dalam menyiasati bagaimana cara berhemat, mungkin itu sedikit kutipan yang mudah - mudahan dapat bermanfaat bagi kita semuanya.
Post a Comment